Rabu, 01 Juni 2011

PENGERTIAN AKIDAH SERTA IMAN KEPADA QADA DAN QADAR

PENGERTIAN AKIDAH SERTA IMAN KEPADA QADA DAN QADAR

PENGERTIAN AKIDAH SERTA IMAN KEPADA QADA DAN QADAR

Akidah berasal dari kata ‘aqada-ya’qidu-‘aqdan yang berarti simpul, ikatan, dan perjanjian yang kokoh dan kuat.  Selanjutnya akidah sering disebut sebagai ‘aqidatan yang berarti kepercayaan atau keyakinan.  Oleh karena itu, kaitan antara ‘aqdan dan ‘aqidatan adalah bahwa keyakinan itu tersimpul dan tertambat dengan kokoh dalam hati, bersifat mengikat, dan mengandung perjanjian.
Sedangkan arti akidah secara etimologi adalah ikatan atau sangkutan.  Disebut demikian, karena ia mengikat dan menjadi sangkutan atau tempat bergantung bagi segala sesuatu.  Ikatan akidah tidak boleh dibandingkan dengan ikatan jasmani yang dilihat secara zahir karena akidah merupakan satu ikatan rohani yang kukuh dan abstrak antara Pencipta dan makhluk ciptaan-Nya.  Sedangkan pengertian akidah menurut istilah adalah keyakinan hati dan pembenaran terhadap sesuatu.
Dalam pengertian teknis, akidah berarti iman atau keyakinan.  Maka dari itu, akidah dikaitkan dengan rukun iman yang menjadi asas seluruh ajaran Islam sehingga kedudukan akidah dalam Islam adalah sangat sentral dan fundamental.  Akidah juga berarti janji. Maksudnya ialah akidah merupakan janji kita pada Allah SWT.  Jika akidah kita luntur, berarti luntur pula janji kita pada Allah SWT.  Oleh karena itu, kita harus selalu memegang teguh akidah sebagai perwujudan janji kepada Allah SWT.
Di sisi lain, pengertian akidah juga dapat ditinjau secara terminologis, seperti diungkapkan oleh Hasan al-Banna dalam Majmu ‘ar-Rasaail, yakni :
“Aqaid (bentuk jamak dari ‘aqidah) adalah beberapa perkara yang wajib diyakini kebenarannya oleh hati, mendatangkan ketenteraman jiwa, menjadi keyakinan yang tidak tercampur sedikitpun dengan keragu-raguan.”
Selain itu, Abu Bakar Al-jazairi dalam kitab ‘Aqidah al-Mukmin, menyatakan bahwa :
“Aqidah adalah sejumlah kebenaran yang dapat diterima secara mudah oleh manusia berdasarkan akal, wahyu (yang didengar), dan fitrah.  Kebenaran itu dipatrikan dalam hati dan ditolak segala sesuatu yang bertentangan dengan kebenaran itu.”
Allah berfirman dalam surat Al Hajj ayat 54 :
Arti : Dan agar orang-orang yang telah diberi ilmu, meyakini bahwasanya Al-Quran itulah yang hak dari Rabbmu lalu mereka beriman dan tunduk hati mereka kepadanya dan sesungguhnya Allah adalah Pemberi Petunjuk bagi orang-orang yang beriman kepada jalan yang lurus.
Seperti yang telah disebutkan di atas, akidah ditautkan dengan Rukun Iman sebagai pokok-pokok ajaran Islam.  Rukun Iman ada enam, yaitu :
  1. Iman kepada Allah SWT
  2. Iman kepada malaikat-malaikat
  3. Iman kepada kitab-kitab Allah
  4. Iman kepada para rasul
  5. Iman kepada hari kiamat
  6. Iman kepada qada dan qadar
Firman Allah yang menegaskan hal tersebut terdapat dalam Al Qur’an surat Al Kahfi ayat 29, yakni :
Arti : Dan katakanlah: Kebenaran itu datangnya dari Rabbmu; maka barangsiapa yang ingin (beriman) hendaklah ia beriman, dan barangsiapa yang ingin (kafir) biarlah ia kafir. Sesungguhnya Kami telah sediakan bagi orang-orang zalim itu neraka, yang gejolaknya mengepung mereka. Dan jika mereka meminta minum, niscaya mereka akan diberi minum dengan air seperti besi yang mendidih yang menghanguskan muka. Itulah minuman yang paling buruk dan tempat istirahat yang paling jelek.
Allah juga berfirman dalam surat Al Baqarah ayat 285 sebagai berikut :
Arti : Rasul telah beriman kepada Al-Quran yang diturunkan kepadanya dari Rabbnya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (Mereka mengatakan): Kami tidak membeda-bedakan antara seseorangpun (dengan yang lain) dari rasul-rasul-Nya, dan mereka mengatakan: Kami dengar dan kami taat. (Mereka berdoa): Ampunilah kami ya Rabb kami dan kepada Engkaulah tempat kembali.
Dalam pembahasan kali ini, hanya akan dibahas mengenai iman kepada qada dan qadar.  Beriman kepada qada dan qadar merupakan salah satu rukun iman di mana kita wajib mengimaninya agar iman kita menjadi sah dan sempurna.  Ibnu Abbas pernah berkata, “Qadar adalah nidzam (aturan) tauhid. Barangsiapa yang mentauhidkan Allah dan beriman kepada qadar, maka tauhidnya sempurna. Dan barangsiapa yang mentauhidkan Allah dan mendustakan qadar, maka dustanya merusakkan tauhidnya” (Majmu’ Fataawa Syeikh Al-Islam).
Sebelum membahas lebih lanjut mengenai iman kepada qada dan qadar, terlebih dahulu akan dibahas mengenai qada dan qadar itu sendiri.  Qada menurut bahasa berarti hukum, perintah, memberikan, menghendaki, dan menjadikan.  Sedangkan qadar berarti batasan atau menetapkan ukuran.
Secara etimologi, qada dapat diartikan sebagai pemutusan, perintah, dan pemberitaan.  Imam az-Zuhri berkata, “Qadha secara etimologi memiliki arti yang banyak. Dan semua pengertian yang berkaitan dengan qadha kembali kepada makna kesempurnaan….” (An-Nihayat fii Ghariib al-Hadits, Ibnu Al-Atsir).  Sedangkan qadar berasal dari kata qaddara, yuqaddiru, taqdiiran yang berarti penentuan.
Dari sudut terminologi, qadha adalah pengetahuan yang lampau, yang telah ditetapkan oleh Allah SWT pada zaman azali. Adapun qadar adalah terjadinya suatu ciptaan yang sesuai dengan penetapan (qadha).  Sedangkan arti terminologis qada dan qadar menurut Ar-Ragib ialah :
”Qadar ialah menentukan batas (ukuran) sebuah rancangan; seperti besar dan umur alam semesta, lamanya siang dan malam, anatomi dan fisiologi makhluk nabati dan hewani, dan lain-lain; sedang qada ialah menetapkan rancangan tersebut.”
Atau secara sederhana, qada dapat diartikan sebagai ketetapan Allah yang telah ditetapkan tetapi tidak kita ketahui.  Sedangkan qadar ialah ketetapan Allah yang telah terbukti dan diketahui sudah terjadi.  Dapat pula dikatakan bahwa qada adalah ketentuan atau ketetapan, sedangkan qadar adalah ukuran.  Dengan demikian yang dimaksud dengan qada dan qadar atau takdir adalah ketentuan atau ketetapan Allah menurut ukuran atau norma tertentu.
Firman Allah mengenai qada dan qadar terdapat dalam surat Al Ahzab ayat 36, yaitu :
Arti : Dan tidakkah patut bagi laki-laki yang mumin dan tidak (pula) bagi perempuan yang mumin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sungguhlah dia telah sesat, sesat yang nyata.
Selain itu, Allah juga berfirman dalam surat Al Qamar ayat 49, yakni :
Arti : Sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran.
Beriman kepada qada dan qadar berarti mengimani rukun-rukunnya.  Iman kepada qada dan qadar memiliki empat rukun, antara lain :
  • Ilmu Allah SWT
Beriman kepada qada dan qadar berarti harus beriman kepada Ilmu Allah yang merupakan deretan sifat-sifat-Nya sejak azali.  Allah mengetahui segala sesuatu.  Tidak ada makhluk sekecil apa pun di langit dan di bumi ini yang tidak Dia ketahui.  Dia mengetahui seluruh makhluk-Nya sebelum mereka diciptakan. Dia juga mengetahui kondisi dan hal-hal yang sudah terjadi maupun yang akan terjadi di masa yang akan datang.
  • Penulisan Takdir
Sebagai mukmin, kita harus percaya bahwa segala sesuatu yang terjadi, baik di masa lampau, masa kini, maupun masa yang akan datang, semuanya telah dicatat dalam Lauh Mahfuzh dan tidak ada sesuatu pun yang terlupakan oleh-Nya.
  • Masyi’atullah (Kehendak Allah) dan Qudrat (Kekuasaan Allah)
Seorang mukmin yang telah mengimani qada dan qadar harus mengimani masyi`ah (kehendak Allah) dan kekuasaan-Nya yang menyeluruh. Apapun yang Dia kehendaki pasti terjadi meskipun manusia tidak menginginkannya. Begitu pula sebaliknya, apa pun yang tidak dikehendaki pasti tidak akan terjadi meskipun manusia memohon dan menghendakinya. Hal ini bukan dikarenakan Allah tidak mampu melainkan karena Allah tidak menghendakinya.
  • Penciptaan Allah
Ketika beriman terhadap qada dan qadar, seorang mukmin harus mengimani bahwa Allah-lah pencipta segala sesuatu, tidak ada Khaliq selain-Nya dan tidak ada Rabb semesta alam ini selain Dia.
Inilah empat rukun beriman kepada qada dan qadar yang harus diyakini setiap muslim. Maka, apabila salah satu di antara empat rukun ini diabaikan atau didustakan, niscaya kita tidak akan pernah sampai kepada gerbang keimanan yang sesungguhnya. Sebab, mendustakan rukun-rukun tersebut berarti merusak bangunan iman terhadap qada dan qadar dan ketika bangunan iman itu rusak, maka hal tersebut juga akan menimbulkan kerusakan pada bangunan tauhid itu sendiri.
Ada empat macam takdir, antara lain :
  1. Takdir Umum (Takdir Azali)
Takdir mengenai segala sesuatu yang ditetapkan sebelum penciptaan langit, bumi, dan seluruh isinya.
  1. Takdir Umuri
Takdir yang diberlakukan atas manusia pada masa awal penciptaannya dan bersifat umum. Meliputi rizki, ajal, kebahagiaan, dan kesengsaraan.
  1. Takdir Samawi
Takdir yang dicatat pada malam Lailatul Qadar setiap tahun.
  1. Takdir Yaumi
Takdir yang dikhususkan untuk semua peristiwa yang akan terjadi dalam satu hari, mulai dari penciptaan, rizki, menghidupkan, mematikan, mengampuni dosa, menghilangkan kesusahan, dan sebagainya.
Allah berfirman dalam surat Ar Rad ayat 11 :
Arti : Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan suatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap suatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia.
Dari pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa akidah Islam yang terangkum dalam Rukun Iman merupakan landasan bagi setiap umat Islam dalam mempelajari dan mengimplementasikan agama Islam dalam kehidupan sehari-hari.  Selain itu, penerapan akidah yang baik dan benar dapat mendatangkan manfaat bagi kita, misalnya memberikan ketenteraman jiwa, mewujudkan kehidupan yang baik, melahirkan sikap ikhlas dan konsekuen serta dapat meningkatkan ketaqwaan kita terhadap Allah SWT.

Senin, 30 Mei 2011

DO'A MALAIKAT SETIAP PAGI



“Tiada matahari masih menyinari bumi melainkan ada dua malaikat. Masing-masing menyeru manusia dan berdoa, ‘ Wahai manusia, bergegaslah menuju Tuhanmu sedikitnya harta tapi mencukupi lebih baik daripada banyak tapi kau lupa. Sedangkan satunya berkata, ‘ Wahai Allah, berikan ganti harta kepada mereka yang bederma dan bagi si kikir segera binasakan saja hartanya.” ( HR.Abu Darda ).



Berbahagialah bagi muslim yang dermawan karena mereka didoakan makhluk suci itu setiap pagi. Karena malaikat makhluk yang tidak berdosa, maka kalau mereka berdoa, selalu dikabulkan Tuhan. Terbukti siapa saja bersedekah hartanya tidak pernah berkurang, bahkan lebih. Tidak ada faktanya orang menjadi miskin karena bersedekah. Yang ada justru semakin banyak orang bersedekah semakin kaya dirinya.

Ali bin Abi Thalib pernah berkata : “Sedekah itu adalah pemancing rezeki. Orang yang bersedekah sebungkus nasi kepada fakir miskin misalnya, maka balasan dari Allah jelas berlipat-lipat. Allah senantiasa akan memback – up orang yang tak pernah surut semangatnya untuk bersedekah. Walau sekecil apa pun barang yang ia sedekahkan.“

“Peliharalah dirimu dari neraka kendati hanya dengan secuil kurma,“ demikian pesan Rasulullah SAW dalam salah satu hadisnya. Maknanya tersirat dari sabda beliau tersebut menunjukkan pentingnya sedekah direalisasikan dalam kehidupan sosial. Sebab, sedekah merupakan sebentuk ibadah dimana kepedulian antara sesama manusia menjadi tumpuannya.

Yang menakjubkan bahwa dahsyatnya ganjaran sedekah itu bukan hanya menjadi monopoli muslim. Siapa saja yang suka memberi, walaupun non muslim pasti Allah ganti. Salah satu contoh Bill Gates, orang terkaya di dunia, sampai sekarang telah menyumbang untuk kegiatan sosial sebesar US.$ 123 milyar. Tapi, toh sampai saat ini posisinya sebagai orang terkaya nomor satu di dunia belum tergeser.

Dalam kaitan ini Rasul SAW. menegaskan satu hadis qudsi : “Allah telah berfirman: “Yaa aadamu, anfiq, unfiq ‘ alaika. Wahai anak Adam!. Infakkanlah hartamu, Aku akan menambah hartamu ! “ ( HR.Abu Hurairah ). Dalam surah Saba 39 Allah SWT berfirman: “Barang siapa menafkahkan hartanya, maka Dia akan menggantinya dengan yang lebih baik.” Dalam menafsirkan ayat ini, Ibnu Katsir dalam kitanya Tafsir Ibnu Katsir mengatakan: ”Apabila Anda membelanjakan harta pada hal-hal yang diperintahkan oleh Allah kepada Anda atau pada hal-hal yang Allah memperbolehkan Anda membelanjakannya, maka Allah sendiri yang akan mengganti harta Anda itu di dunia dan memberi Anda pahala di akhirat.”

Ingatlah Anda denga sumpah Rasulullah SAW. bahwa harta yang disedekahkan tidak akan pernah berkurang, apalagi habis. Kalau Rasul SAW sendiri yang bersumpah, apakah kita masih tidak percaya dengan kedahsyatan, keajaiban dan kekuatan sedekah, infak ? Simaklah pesan Rasul SAW kepada sahabat Bilal agar rajin berinfak dan bersedekah : “Berinfaklah wahai Bilal! Dan jangan kuatir Yang Memiliki Arsy akan membuatmu fakir,”, demikian sabda Rasulullah SAWsebagaimana direkam dengan baik oleh Abu Hurairah dan di tulis oleh Ath-Thabrani.

Alangkah kuatnya jaminan untuk orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah. Tentu saja orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah, maka Zat yang Memiliki Arsy akan menjamin rezekinya. Ia takkan mati karena kemelaratan dan kekurangan. Itu takkan terjadi. Percayalah.

Berbagai pengalaman nyata telah membuktikan bahwa pertolongan yang datang dari Allah (kepada seseorang) sebanding dengan pertolongan yang ia keluarkan. Sedangkan rezeki seseorang akan datang sebanding dengan apa yang ia berikan dan infakkan. Barangsiapa yang banyak berinfak, tentu akan banyak pula rezeki yang datang kepadanya. Demikian pula sebaliknya . Simak salah satu contoh. Saat itu Siti Aisyah RA sedang berpuasa. Menjelang berbuka datang seorang miskin minta sesuatu kepadanya. Yang ada pada waktu itu hanya sepotong roti kering. Aisyah RA berkata kepada pembantunya : “Berikanlah roti itu kepadanya !“. Si pembantu berkata : “Dengan apa Anda akan berbuka puasa ?“ Siti menjawab, “Sudahlah, berikan saja padanya ! Perintah itu ia turuti. Lalu apa yang terjadi? Sejurus kemudian ada satu keluarga yang menghadiahkan daging kambing yang dibungkus dengan roti. Aisyah RA memanggil pembantunya seraya berkata : “Makanlah ini. Roti ini lebih baik dari rotimu.”

Memang apa yang telah dicontohkan oleh Aisyah hanyalah sepotong roti. Bukan intan. Bukan pula sebidang tanah. Tapi nilai-nilai esensial yang terkandung di balik kisah ini adalah sifat kedermawanannya : bagaimana Aisyah RA mampu mampu keluar dari kungkungan dunia dengan menyedekahkan septong roti yang menurut pengamatan kita sangat dibutuhkan mengingat kondisinya sangat kritis. Bukankah kita berpikir seribu satu kali ketika berada dalam kondisi sebagaimana yang Aisyah alami ? Keyakinan yang berpaut erat dengan Tuhan itulah yang sebenarnya mendorong Aisyah mengambil keputusan yang cukup mengejutkan pembantunya. Aisyah yakin bahwa apa yang telah disedekahkan bukan berarti hilang tak berbekas. Tapi justru dengan sedekah itulah Tuhan akan senantiasa melimpahkan rezeki-Nya jauh tak terkira. Tuhan akan menjamin rezeki hamba-Nya yang hanya bergantung kepada-Nya dan yakin terhadap pemberian-Nya. Sehingga ulama besar Al Hasan Al Basri berkata : “Barangsiapa yang yakin bahwa Allah akan mengganti sedekah seseorang, tentu Ia akan segera mengganti.”

Rasul SAW bersabda : “Kedermawanan bagaikan pohon. Akarnya di surga, dahannya menjulur ke dunia. Siapa berpegang padanya, akan ditarik ke surga. Kekikiran, seumpama pohon. Akarnya di neraka, dahannya menggantung ke dunia. Siapa berpegang padanya akan ditarik ke neraka.” (HR.Aisyah)

99 NAMA ALLAH SWT

99 NAMA ALLAH SWT

 

AR-RAHMAN MAHA PEMURAH
AR-RAHIM MAHA PENGASIH
AL-MALIK MAHA AGUNG
AL-QUDDUS MAHA SUCI
AS-SALAM MAHA SELAMAT SEJAHTERA
AL-MUKMIN MAHA MELIMPAHKAN KEAMANAN
AL-MUHAIMIN MAHA PENGAWAL & PENGAWAS
AL-AZIZ MAHA BERKUASA
AL-JABBAR MAHA KUAT
AL-MUTAKABBIR MAHA MEMILIKI KEBESARAN
AL-KHALIQ MAHA PENCIPTA
AL-BARI MAHA MENJADIKAN
AL-MUSAWWIR MAHA PEMBENTUK
AL-GHAFFAR MAHA PENGAMPUN
AL-QAHHAR MAHA MENENTUKAN
AL-WAHHAB MAHA PEMBERI
AR-RAZZAQ MAHA PEMBERI REZEKI
AL-FATTAH MAHA PEMBUKA
AL-ALIM MAHA MENGETAHUI
AL-QABIDH MAHA PENGEKANG
AL-BASIT MAHA MELIMPAHKAN NIKMAT
AL-HAFIDD MAHA MERENDAHKAN
AR-RAFI’ MAHA MENINGGIKAN
AL-MU’IZ MAHA MEMULIAKAN
AL-MUZIL MAHA MENGHINAKAN
AS-SAMI’ MAHA MENDENGAR
AL-BASIR MAHA MELIHAT
AL-HAKAM MAHA PENGHUKUM
AL-‘ADL MAHA ADIL
AL-LATIF MAHA LEMBUT
AL-KHABIR MAHA MENGETAHUI
AL-HALIM MAHA PENYANTUN/SABAR
AL-‘AZIM MAHA AGUNG
AL-GHAFUR MAHA PENGAMPUN
ASY-SYAKUR MAHA BERSYUKUR
AL-‘ALIY MAHA TINGGI
AL-KABIR MAHA BESAR
AL-HAFIZ MAHA PEMELIHARA
AL-MUQIT MAHA PENJAGA
AL-HASIB MAHA PENGHITUNG
AL-JALIL MAHA SEMPURNA
AL-KARIM MAHA PEMURAH
AR-RAQIB MAHA MENGAWASI
AL-MUJIB MAHA MENGABULKAN
AL-WASI’ MAHA LUAS
AL-HAKIM MAHA BIJAKSANA
AL-WADUD MAHA MENGASIHANI
AL-MAJID MAHA MULIA
AL-BA’ITS MAHA MEMBANGKITKAN
ASY-SYAHID MAHA MENYAKSIKAN
AL-HAQ MAHA BENAR
AL-WAKIL MAHA PENTADBIR
AL-QAWIY MAHA KUAT
AL-WALIY MAHA PELINDUNG
AL-MATIN MAHA TEGUH
AL-HAMID MAHA TERPUJI
AL-MUHSI MAHA PENGHITUNG
AL-MUBDI MAHA MEMULAI
AL-MU’ID MAHA MENGEMBALIKAN
AL-MUHYI MAHA MENGHIDUPKAN
AL-MUMIT MAHA MEMATIKAN
AL-HAYY MAHA HIDUP
AL-QAYYUM MAHA BERDIRI SENDIRI
AL-WAJID MAHA PENEMU
AL-MAJID MAHA MULIA
AL-WAHID MAHA ESA
AL-AHAD MAHA ESA (SATU)
AS-SAMAD TEMPAT BERGANTUNG
AL-QADIR MAHA BERUPAYA
AL-MUKTADIR MAHA BERKUASA
AL-MUKADDIM MAHA MENYEGERAKAN
AL-MUAKHIR MAHA MENGAKHIRKAN
AL-AWWAL YANG PERTAMA
AL-AKHIR YANG AKHIR
AZ-ZAHIR YANG ZAHIR
AL-BATIN YANG BATIN
AL-WALI YANG MEMERINTAH
AL-MUTA’ALI MAHA TINGGI & MULIA
AL-BARR MAHA BAIK
AT-TAWWAB MAHA PENERIMA TAUBAT
AL-MUNTAQIM MAHA PENGHUKUM
AL-‘AFUW MAHA PEMAAF
AR-RAUF MAHA BELAS KASIHAN
MALIKUL-MULK MAHA PEMILIK KERAJAAN
DZUL-JALALI MAHA MEMILIKI KEAGUNGAN & KEMULIAAN
AL-MUQSIT PEMILIK KEADILAN
AL-JAMI’ MAHA MENGUMPULKAN
AL-GHANIY MAHA KAYA
AL-MUGHNI YANG MAHA MEMAKMURKAN
AL-MANI’ MAHA PENCEGAH
AD-DARR MAHA MENDATANGKAN
AN-NAFI’ YANG MEMBERI MANFAAT
AN-NUR MAHA PEMBERI CAHAYA
AL-HADI MAHA PEMBERI PETUNJUK
AL-BADI’ MAHA PENCIPTA KEINDAHAN
AL-BAQI MAHA KEKAL
AR-WARITS MAHA MEWARISI
AR-RASYID MAHA PEMBERI PETUNJUK
AS-SABUR MAHA PENYABAR


Misteri Angka 26 (Benarkah Merupakan Tanggal Bencana Bagi Indonesia)

Misteri Angka 26 (Benarkah Merupakan Tanggal Bencana Bagi Indonesia)

Quantcast

26jpg
Mistery Angka 26
Beberapa hari yang lalu sebuah pesan singkat (sms) masuk ke inbox handphone saya, isinya kurang lebih demikian, “Azab besar dari Allah. Tsunami Aceh 26-12-04, gempa Jogja 26-05-06, gempa Tasikmalaya 26-06-10, Tsunami Mentawai 26-10-10 dan Merapi Jogja juga terjadi pada 26-10-10, Bahkan Timnas sepak bola Indonesia kalah dengan Malaysia dengan Score 3-0 pada tanggal 26-12-2010.
Ada apa dengan angka 26 ya? Ternyata dalam Al Qur’an surat ke 26 adalah Asy Syu’ara (Penyair) yang di dalamnya banyak mengandung pengertian tentang Azab Allah. Kirim sms ini ke semua teman-temanmu agar mereka selalu di jalan Allah.” Saat membaca isi sms itu, kontan saya langsung kaget. Betapa tidak, isinya yang begitu unik dan memang ada benarnya juga mengenai sebuah Konklusi sensitif, yaitu tentang azab. Mengapa saya katakan sensitif, ya karena pengertian azab itu sendiri. Bukankah azab sangat identik dengan bentuk kemurkaan Tuhan yang ditimpakan kepada manusia-manusia yang durhaka. Nah, jika menilik isi sms itu, bukankah dapat disimpulkan jika saja memang pada tanggal 26 yang unik itu-karena banyak terjadi bencana pada tanggal itu- adalah tanggal bumi pertiwi ditimpa banyak azab, maka dapat dikatakan bahwa penduduk negeri ini yang kini banyak tertimpa bencana adalah manusia-manusia yang (maaf) “kurang baik”, bukan?. Nah inilah yang saya maksud sensitif bukankah tidak ada satupun wilayah di muka bumi ini yang hanya dihuni sekumpulan orang-orang baik saja, dan sebaliknya tidak ada pula satu jengkal pun tanah di bumi ini yang hanya dihuni orang-orang bejat saja.
Maka dapat dikatakan dengan lebih bijak, bahwa yang sedang menimpa saudara-saudara kita adalah ujian/cobaan sebagai bentuk peringatan kepada semua manusia dan agar rasa persaudaraan sesama manusia kian erat karena seperti yang kita ketahui bahwa –meminjam istilah Grup Slank- mengapa harus tumbuh bencana, baru kita berbuat untuk kemanusiaan. Ya setelah terjadi bencana lah biasanya rasa empati kita sebagai sesama manusia akan kembali tergugah tuk sesegera mungkin bangun dan membantu manusia lain yang sedang mengalami musibah.
Kembali ke isi sms tersebut, beberapa saat setelah saya baca sms itu saya memutuskan untuk mengambil langkah yang lebih bijak, yaitu sesegera mungkin mengambil Mushaf Al Qur’an dan menelaah isi kandungan surat ke 26, yaitu surat Asy Syu’ara. Daripada saya mengirim sms itu ke teman-teman lain dan malah menimbulkan spekulasi-spekulasi tidak jelas di benak mereka maka bukankah menelaah surat ke 26 itu lebih bermanfaat dan bijak, bukan. Sebagai bahan perenungan diri lah. Dalam surat yang berjumlah 227 ayat tersebut memang banyak berisi pelajaran besar dari umat-umat terdahulu. Mulai kisah Musa dan Fir’aun yang ditenggelamkan Allah, kisah Nabi Ibrahim dan bapaknya, nabi Luth dan kaumnya, nabi Hud dan kaum Ad, nabi Saleh dan kaum Tsamud, nabi Syu’aib dan penduduk Aikah. Semua kisah-kisah itu pada intinya mengisahkan pembangkangan-pembangkangan umat seorang nabi kepada ajaran Allah yang dibawa oleh para Utusan Nya. Berikut petikan kisah-kisah yang nampaknya masih ada relevansinya dengan kejadian yang sedang menimpa bangsa ini saat ini.
Kaum Nuh telah mendustakan Para rasul. Ketika saudara mereka (Nuh) berkata kepada mereka: “Mengapa kamu tidak bertakwa?. Sesungguhnya aku adalah seorang Rasul kepercayaan (yang diutus) kepadamu, maka bertakwalah kepada Allah dan taatlah kepadaku. Dan aku sekali-kali tidak minta upah kepadamu atas ajakan-ajakan itu; Upahku tidak lain hanyalah dari Tuhan semesta alam. Maka bertakwalah kepada Allah dan taatlah kepadaku”. Mereka berkata: “Apakah Kami akan beriman kepadamu, Padahal yang mengikuti kamu ialah orang-orang yang hina?”.
Nuh menjawab: “Bagaimana aku mengetahui apa yang telah mereka kerjakan?
perhitungan (amal perbuatan) mereka tidak lain hanyalah kepada Tuhanku, kalau kamu menyadari. Dan aku sekali-kali tidak akan mengusir orang-orang yang beriman.
Aku (ini) tidak lain melainkan pemberi peringatan yang menjelaskan”.
Mereka berkata: “Sungguh jika kamu tidak (mau) berhenti Hai Nuh, niscaya benar-benar kamu akan Termasuk orang-orang yang dirajam”. Nuh berkata: “Ya Tuhanku, Sesungguhnya kaumku telah mendustakan aku;
Maka itu adakanlah suatu keputusan antaraku dan antara mereka, dan selamatkanlah aku dan orang-orang yang mukmin besertaku”.
Maka Kami selamatkan Nuh dan orang-orang yang besertanya di dalam kapal yang penuh muatan. Kemudian sesudah itu Kami tenggelamkan orang-orang yang tinggal.
Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kekuasaan Allah), tetapi kebanyakan mereka tidak beriman. Dan Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang Maha Perkasa lagi Maha Penyayang. (Qs. Asy Syu’ara [26] : 105-122).
Kaum Nuh akhirnya ditenggelamkan, bukankah hal tersebut adalah azab yang sangat besar. Jika Tsunami Aceh, Nias, Mentawai dll masih berkisar pada ketinggian diantara 1-15 meter, maka banjir di masa nabi Nuh sangatlah besar. Karena saat itu hampir seluruh muka bumi ditengelamkan oleh Allah. Dan seperti yang kita ketahui bersama bahwa kapal Nuh akhirnya berhasil berlabuh di bukit/gunung Juddiy setelah banjir terbesar dalam sejarah manusia itu surut. Dan yang disebutkan oleh Al Qur’an sebagai bukit Juddiy itu kini telah ditemukan oleh para arkeolog. Yaitu di sebuah wilayah Turki yang bernama gunung Ararat. Disanalah bahtera Nuh berhasil berlabuh.
***
“Kaum ‘Aad telah mendustakan Para rasul. Ketika saudara mereka Hud berkata kepada mereka: “Mengapa kamu tidak bertakwa?. Sesungguhnya aku adalah seorang Rasul kepercayaan (yang diutus) kepadamu, Maka bertakwalah kepada Allah dan taatlah kepadaku. Dan sekali-kali aku tidak minta upah kepadamu atas ajakan itu; Upahku tidak lain hanyalah dari Tuhan semesta alam. Apakah kamu mendirikan pada tiap-tiap tanah Tinggi bangunan untuk bermain-main*, dan kamu membuat benteng-benteng dengan maksud supaya kamu kekal (di dunia)?. Dan apabila kamu menyiksa, Maka kamu menyiksa sebagai orang- orang kejam dan bengis. Maka bertakwalah kepada Allah dan taatlah kepadaku. Dan bertakwalah kepada Allah yang telah menganugerahkan kepadamu apa yang kamu ketahui. Dia telah menganugerahkan kepadamu binatang-binatang ternak, dan anak-anak, dan kebun-kebun dan mata air. Sesungguhnya aku takut kamu akan ditimpa azab hari yang besar”. Mereka menjawab: “Adalah sama saja bagi Kami, Apakah kamu memberi nasehat atau tidak memberi nasehat, (agama Kami) ini tidak lain hanyalah adat kebiasaan orang dahulu. Dan Kami sekali-kali tidak akan di “azab”. Maka mereka mendustakan Hud, lalu Kami binasakan mereka. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kekuasaan Allah), tetapi kebanyakan mereka tidak beriman. Dan Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang Maha Perkasa lagi Maha Penyayang.”(QS. Asy Syu’ara [26]: 123-140)
* Maksudnya: untuk bermewah-mewah dan memperlihatkan kekayaan.
Lantas seperti apa gambaran tingkah laku perbuatan kaum Ad yang melegenda tersebut. Al Qur’an memberi deskripsinya, “…Dan Itulah (kisah) kaum ‘Ad yang mengingkari tanda-tanda kekuasaan Tuhan mereka, dan mendurhakai Rasul-rasul Allah dan mereka menuruti perintah semua Penguasa yang sewenang-wenang lagi menentang (kebenaran).” ( Surat Hud [11] : 59). Kaum yang menuruti perintah semua Penguasa yang sewenang-wenang lagi menentang (kebenaran)? bukankah tingkah laku kaum Hud yang terlaknat ini hampir mirip dengan yang dilakukan oleh beberapa manusia di negeri ini. Begitu banyak kesewenang-wenangan dipupuk di negeri ini dan begitu tidak sedikit kebenaran dan para aktivis pembelanya yang dibungkam di Indonesia ini.
“Maka Kami meniupkan angin yang Amat gemuruh kepada mereka dalam beberapa hari yang sial, karena Kami hendak merasakan kepada mereka itu siksaan yang menghinakan dalam kehidupan dunia. dan Sesungguhnya siksa akhirat lebih menghinakan sedang mereka tidak diberi pertolongan.” (QS. Al Fushilat [41] : 16)
Angin yang sangat gemuruh dapat disebut juga topan/puting beliung. Bukankah di berbagai wilayah tanah air banyak yang dilanda angina puting beliung. Adakah azab kaum Ad akan terjadi pula di negeri ini?
***
“…Kaum Tsamud telah mendustakan rasul-rasul. Ketika saudara mereka, shaleh, berkata kepada mereka: “Mengapa kamu tidak bertakwa? Sesungguhnya aku adalah seorang Rasul kepercayaan (yang diutus) kepadamu, Maka bertakwalah kepada Allah dan taatlah kepadaku. Dan aku sekali-kali tidak minta upah kepadamu atas ajakan itu, Upahku tidak lain hanyalah dari Tuhan semesta alam. Adakah kamu akan dibiarkan tinggal disini (di negeri kamu ini) dengan aman, di dalam kebun-kebun serta mata air, dan tanam-tanaman dan pohon-pohon korma yang mayangnya lembut. Dan kamu pahat sebagian dari gunung-gunung untuk dijadikan rumah-rumah dengan rajin; Maka bertakwalah kepada Allah dan taatlah kepadaku; Dan janganlah kamu mentaati perintah orang-orang yang melewati batas, yang membuat kerusakan di muka bumi dan tidak Mengadakan perbaikan.” Mereka berkata: “Sesungguhnya kamu adalah salah seorang dari orang-orang yang kena sihir; Kamu tidak lain melainkan seorang manusia seperti kami; Maka datangkanlah sesuatu mukjizat, jika kamu memang Termasuk orang-orang yang benar. “
Shaleh menjawab: “Ini seekor unta betina, ia mempunyai giliran untuk mendapatkan air, dan kamu mempunyai giliran pula untuk mendapatkan air di hari yang tertentu. Dan janganlah kamu sentuh unta betina itu dengan sesuatu kejahatan, yang menyebabkan kamu akan ditimpa oleh azab hari yang besar.” Kemudian mereka membunuhnya, lalu mereka menjadi menyesal. Maka mereka ditimpa azab. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat bukti yang nyata. dan adalah kebanyakan mereka tidak beriman. Dan Sesungguhnya Tuhanmu benar-benar Dialah yang Maha Perkasa lagi Maha Penyayang.” (Qs. Asy Syu’ara [26] : 141-159).
Hikmah dari kisah kaum Tsamud yang diazab dengan suara guntur yang sangat keras (QS. Hud [11] : 64-68) ini adalah tentang dahsayatnya sebuah amanah dan hak hidup dan mendapatkan penghidupan bagi semua makhluk Tuhan. Yang ditamsilkan melalui unta betina. Saat ini banyak terjadi di negeri kita para manusianya yang tidak sabar untuk menghormati hak hidup makhluk Tuhan lainnya. Pepohonan di hutan yang berfungsi sebagai organ paru-paru dunia mereka babat habis tanpa ampun dan ada pula yang mereka bakar. Akibatnya? Banjir bandang seperti wasior, longsor, dan kebakaran hutan yang asapnya mencapai negeri sebelah. Dan ada hal lagi, saat hutan dijamah dengan liar, maka para penghuninya banyak yang mengamuk karena rumah tempat mereka mencari makan dan bertahan hidup dirusak. Seperti yang terjadi di beberapa kawasan pemukiman pinggiran hutan di pulau Sumatera dimana banyak harimau ataupun gajah liar yang turun hutan dan masuk wilayah pemukiman dan ladang warga guna mencari makan karena habitat mereka terganggu.
***
“…Kaum Luth telah mendustakan rasul-rasul, ketika saudara mereka, Luth, berkata kepada mereka: mengapa kamu tidak bertakwa?” Sesungguhnya aku adalah seorang Rasul kepercayaan (yang diutus) kepadamu. Maka bertakwalah kepada Allah dan taatlah kepadaku. Dan aku sekali-kali tidak minta upah kepadamu atas ajakan itu; Upahku tidak lain hanyalah dari Tuhan semeta alam. Mengapa kamu mendatangi jenis lelaki di antara manusia, dan kamu tinggalkan isteri-isteri yang dijadikan oleh Tuhanmu untukmu, bahkan kamu adalah orang-orang yang melampaui batas”. Mereka menjawab: “Hai Luth, Sesungguhnya jika kamu tidak berhenti, benar-benar kamu Termasuk orang-orang yang diusir.” Luth berkata: “Sesungguhnya aku sangat benci kepada perbuatanmu”. (Luth berdoa): “Ya Tuhanku selamatkanlah aku beserta keluargaku dari (akibat) perbuatan yang mereka kerjakan”. Lalu Kami selamatkan ia beserta keluarganya semua, kecuali seorang perempuan tua (isterinya), yang Termasuk dalam golongan yang tinggal. Kemudian Kami binasakan yang lain. Dan Kami hujani mereka dengan hujan (batu) Maka Amat jeleklah hujan yang menimpa orang-orang yang telah diberi peringatan itu. Sesunguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat bukti-bukti yang nyata. dan adalah kebanyakan mereka tidak beriman. Dan Sesungguhnya Tuhanmu, benar-benar Dialah yang Maha Perkasa lagi Maha Penyayang.” (Qs. Asy Syu’ara [26] : 160-175).
Hari ini bangsa Muslim terbesar di jagad ini hampir saja dijadikan tuan rumah konferensi Gay dan Lesbian se Asia dan nyaris pula dijadikan salah satu negara tempat diselenggarakannya festival film bertema Gay dan Lesbian jika saja tidak ada tentangan-tentangan dari manusia-manusia yang masih waras secara akal dan nurani. Gay dan lesbian adalah fenomena nyata di negeri ini. Para penerus generasi kaum Sodom itu kini kian berani saja menunjukkan nyalinya di negeri ini karena berlindung di bawah slogan kebebasan HAM. Jika dibiarkan maka jangan heran jika suatu saat nanti tanah tempat kita berpijak ini akan dibenamkan oleh Allah seperti yang terjadi pada bangsa Sodom. Maka wajar saja jika pelaku tindakan homoseksualitas yang merendahkan martabat manusia ini dihukum mati di negara-negara yang menerapkan syariat Islam karena sesuai dengan hadis Nabi,
Dari Ibnu Abbas Radliyallaahu ‘anhu bahwa Nabi Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam bersabda: “Barangsiapa mendapatkan seseorang melakukan seperti yang dilakukan kaum Luth, maka bunuhlah orang yang berbuat dan diperbuat; dan barangsiapa mendapatkan seseorang bersenggama dengan binatang maka bunuhlah orang itu dan binatang tersebut.” (Hadis Riwayat Ahmad dan Imam Empat). Dan salah satu bentuk hukuman mati bagi pelaku homo ini adalah dengan cara dijatuhkan dari tempat yang tinggi seperti yang diterapkan di Iran dll. Mungkin menjatuhkan pelaku homo dari tempat yang tinggi adalah gambaran dari kelakuan mereka yang menjatuhkan harga dirinya sendiri dengan tindakannya tersebut. Dan dapat pula merendahkan harga diri bangsa yang mereka diami di mata Tuhan dan bangsa lain. Bukankah harga-harga segala sesuatu di bangsa kita ini semuanya naik kecuali harga dirin (bangsa)nya yang kian menurun?
***
“…Penduduk Aikah telah mendustakan rasul-rasul; ketika Syu’aib berkata kepada mereka: “Mengapa kamu tidak bertakwa?. Sesungguhnya aku adalah seorang Rasul kepercayaan (yang diutus) kepadamu. Maka bertakwalah kepada Allah dan ‘taatlah kepadaku; dan aku sekali-kali tidak minta upah kepadamu atas ajakan itu; Upahku tidak lain hanyalah dari Tuhan semesta alam. Sempurnakanlah takaran dan janganlah kamu Termasuk orang- orang yang merugikan; dan timbanglah dengan timbangan yang lurus.
Dan janganlah kamu merugikan manusia pada hak-haknya dan janganlah kamu merajalela di muka bumi dengan membuat kerusakan; dan bertakwalah kepada Allah yang telah menciptakan kamu dan umat-umat yang dahulu.” Mereka berkata: “Sesungguhnya kamu adalah salah seorang dari orang-orang yang kena sihir, dan kamu tidak lain melainkan seorang manusia seperti Kami, dan Sesungguhnya Kami yakin bahwa kamu benar-benar Termasuk orang-orang yang berdusta. Maka jatuhkanlah atas Kami gumpalan dari langit, jika kamu Termasuk orang-orang yang benar. Syu’aib berkata: “Tuhanku lebih mengetahui apa yang kamu kerjakan.” Kemudian mereka mendustakan Syu’aib, lalu mereka ditimpa ‘azab pada hari mereka dinaungi awan. Sesungguhnya azab itu adalah ‘azab hari yang besar. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kekuasaan Allah), tetapi kebanyakan mereka tidak beriman. Dan Sesungguhnya Tuhanmu benar-benar Dialah yang Maha Perkasa lagi Maha Penyayang.” (Qs. Asy Syu’ara [26] : 176-191).
“Sempurnakanlah takaran dan janganlah kamu Termasuk orang- orang yang merugikan; dan timbanglah dengan timbangan yang lurus. Dan janganlah kamu merugikan manusia pada hak-haknya dan janganlah kamu merajalela di muka bumi dengan membuat kerusakan; dan bertakwalah kepada Allah yang telah menciptakan kamu dan umat-umat yang dahulu..” adalah sebuah pesan utama dari kisah kaum Madyan dan nabi Syu’aib. Kisah yang kini nyata terjadi kembali di negeri Indonesia dimana banyak timbangan keadilan yang berat sebelah. Koruptor bebas melenggang dan bebas melanglang buana di luar negeri namun manusia yang mengajarkan kebaikan malah dipenjara (seperti kasus banyaknya penangkapan kaum Muslim baik Ulama, aktivis dan umatnya yang dituduh secara sepihak oleh negara sebagai Teroris). Koruptor diberi remisi dan penyuap hukum diberi fasilitas hotel prodeo kelas hotel Hilton sedangkan Mbok Minah, mbah Marsiah dan para kaum kere lainnya dibui dengan masa hukuman yang lama. Inilah prilaku hukum di negeri kita yang mirip dengan kelakuan kaum Madyan yang akhirnya diazab oleh Allah. Dan satu lagi kelakuan umat Nabi Syu’aib itu yang kini banyak dipraktekkan di negara kita yaitu pelabelan teroris bagi umat Islam yang dianggap fanatic dan lurus. Seperti yang dikatakan oleh Nabi Syu’aib pada kaum Madyan,“Dan janganlah kamu duduk di tiap-tiap jalan dengan menakut-nakuti dan menghalang-halangi orang yang beriman dari jalan Allah, dan menginginkan agar jalan Allah itu menjadi bengkok. dan ingatlah di waktu dahulunya kamu berjumlah sedikit, lalu Allah memperbanyak jumlah kamu. dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang berbuat kerusakan.” (Qs. Al A’raaf [07] : 86). Beberapa oknum di negara ini melalui media-media massa yang berafiliasi dan berpaham sama dengan mereka selalu berusaha mendiskreditkan umat Islam melalui stigma-stigma dan pemberitaan miring seputar Islam yang bertujuan agar umat Islam tidak ber-Islam secara total agar tidak dianggap sebagai pendukung terorisme. Nah inilah yang dalam bahasa Al Qur’an disebut dengan istilah mereka menakut-nakuti dan menghalangi orang yang beriman dari jalan Allah dan menginginkan agar jalan Allah itu menjadi bengkok. Dan apa yang terjadi pada umat Syu’aib yang telah melakukan semua tindakan zhalim itu,
“…Kemudian mereka ditimpa gempa, Maka jadilah mereka mayat-mayat yang bergelimpangan di dalam rumah-rumah mereka, (yaitu) orang-orang yang mendustakan Syu’aib seolah-olah mereka belum pernah berdiam di kota itu; orang-orang yang mendustakan Syu’aib mereka Itulah orang-orang yang merugi. Maka Syu’aib meninggalkan mereka seraya berkata: “Hai kaumku, Sesungguhnya aku telah menyampaikan kepadamu amanat-amanat Tuhanku dan aku telah memberi nasehat kepadamu. Maka bagaimana aku akan bersedih hati terhadap orang-orang yang kafir?” (Qs. Al A’raaf [07] : 91-93)
Mayat-mayat bergelimpangan akibat gempa kini juga banyak terjadi di Indonesia. Bahkan bukan hanya gempa biasa, namun gempa bumi plus Tsunami. Adakah kisah Kaum Madyan tengah berulang kembali di negeri kita?
***
Kawan jika kita menelaah lebih dalam isi surat Al Qur’an ke 26 ini, maka akan kita dapati di akhir setiap ayat yang mengisahkan kehancuran umat terdahulu setelah diazab oleh Allah, selalu berbunyi “Dialah yang Maha Perkasa lagi Maha Penyayang”. Allah sangat perkasa saat menurunkan azabNya pada umat terdahulu dan sangat Maha Penyayang pada umat manusia saat ini yang mana mereka adalah umat Muhammad SAW yang Allah berjanji tidak akan mengazab mereka selama Muhammad masih hidup di sisi mereka (kini meskipun nabi yang mulia itu telah tiada namun ajarannya yang mulia masih ada dan hidup di sekitar kita). Dan bukti kasih sayangNya itu diwujudkan melalui peringatan-peringatan dalam Al Qur’an agar manusia zaman ini tidak mengulang kesalahan yang sama dengan yang dilakukan oleh umat terdahulu. Karena “…Kami (Allah) tidak membinasakan sesuatu negeripun, melainkan sesudah ada baginya orang-orang yang memberi peringatan; untuk menjadi peringatan. Dan Kami sekali-kali tidak berlaku zalim.”(Qs. Asy Syu’ara [26] : 208-209).
Sebagai penutup dari tulisan ini saya sebagai hamba Allah hanya berharap agar para pembaca tidak menganggap semua pendapat saya ini sebagai hal yang spekulatif dan menakut-nakuti serta mencari sensasi semata. Saya hanya menjalankan salah satu perintah Tuhan yang berkata dalam salah satu ayat dalam surat yang kebetulan juga menempati urutan ke 26 dalam Al Qur’an, yang berbunyi,“…Dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang terdekat, dan rendahkanlah dirimu terhadap orang-orang yang mengikutimu, Yaitu orang-orang yang beriman.” (Qs. Asy Syu’ara [26] : 214-215).
Note : Angka 26 memang sangat unik karena sering sekali bertepatan dengan terjadinya bencana dahsyat di dunia seperti;
26 Januari 1531, gempa bumi di Lisbon, Portugal. Sebanyak 30 ribu orang tewas
- 26 Januari 1700, gempa di Laut Pasifik. Dikenal sebagai mega earthquake. Daerah pesisir utara dan selatan Amerika luluh lantah oleh guncangannya
- 26 Juli 1805, gempa bumi di Naples, Calabria, Italy. Sebanyak 26 ribu orang tewas
- 26 Agustus 1883, meletusnya Gunung Krakatau. Menewaskan 36 ribu jiwa
- 26 Desember 2004, tsunami di Aceh. Sebanyak 230 ribu orang tewas
- 26 Mei 2006, gempa di Yogyakarta. Ratusan ribu orang tewas.
Namun sebagai manusia beriman, misteri angka 26 yang konon adalah tanggal/hari bencana adalah hal yang ghaib dan tidak seharusnya dibesar-besarkan. Karena yang lebih bijak adalah bagaimana kita menyikapi “pesan langit” di balik angka 26 tersebut yang salah satunya berada pada surat ke 26 yang telah kita telaah bersama-sama ini. Wallahu A’lam Bish showab.

Mukjizat 25 Nabi

Mukjizat 25 Nabi

ADAM
Nabi Adam diyakini sebagai manusia pertama yang menginjakkan kaki di bumi. Sebagai pasangannya, Hawa diciptakan dari tulang rusuk kirinya. Mereka diturunkan ke bumi karena telah berbuat kesalahan akibat godaan iblis. Adam dan Hawa dikaruniai dua pasang putra-putri, yaitu Qabil dan Iklima, kemudian Habil dan Labuda. Qabil bersifat kasar, sedangkan Habil bersifat lembut. Kedua sifat inilah yang akhirnya menjadi cikal bakal sifat-sifat dasar manusia.

AYUB
Keluarga Nabi Ayub dikenal kaya raya dan sangat dermawan. Namun kesejahteraan ini tidak membuatnya sombong. Ini yang mendorong iblis untuk menggodanya. Allah pun menentang iblis sekiranya ia dapat meruntuhkan iman Ayub. Ujian itu pun tiba. Seluruh hartanya terbakar. Setelah itu Nabi Ayub terserang penyakit kulit hingga 80 tahun lamanya. Namun ia dan istrinya yang setia, Rahmah, tetap bertawakkal kepada Allah. Sampai akhirnya Allah berfirman agar Ayub menapakkan kakinya di tanah. Kemudian dari tanah tersebut keluar air yang dapat menyembuhkan penyakitnya.

DAUD
Figur nabi Daud memuncak saat ia berhasil membunuh Jalut, pemimpin kamu pemberontak di Palestina. Daud kemudian menjadi raja dan berlaku sangat adil. Di masanya, kerajaan tumbuh kuat dan masyarakat menjadi makmur. Suatu saat nabi Daud melarang para nelayan untuk melaut di hari Sabtu. Namun peringatan tersebut dilanggar sehingga terjadi bencana gempa yang menewaskan seluruh penduduk.

DZULKIFLI
Sejarah menyebutkan bahwa Nabi Dzukifli adalah putra Nabi Ayub. Dikisahkan pula bahwa ia mewarisi sifat sabar ayahnya. Suatu saat beliau ditunjuk menjadi raja setelah dapat memenuhi persyaratan yang diminta, yaitu calon pengganti haruslah seorang yang sanggup berpuasa di siang hari, beribadah di malam hari, dan bukan seorang yang pemarah.

HARUN
Harun disebut sebagai partner nabi Musa. Ia adalah sosok yang cakap berdakwah, pandai berdiplomasi, dan penuh perhatian. Harun selalu mendampingi Musa dalam berdakwah, hingga suatu saat Musa memutuskan untuk beruzlah dan menitipkan pembinaan umatnya kepada Harun. Harun juga sempat berjuang untuk memberantas penyembahan berhala yang dipimpin oleh Samiri, salah seorang tukang sihir kerajaan Fir’aun.

HUD
Nabi Hud tergolong dalam kaum Ad yang terhormat. Kehidupan mereka serba maju berkecukupan. Namu sayangnya mereka selalu berfoya-foya dan tenggelam dalam kehidupan fana. Nabi Hud mengingatkan mereka untuk bersyukur dan selalu memohon kepada Allah, namun mereka menolak. Akhirnya murka Allah datang dengan menurunkan azab berupa badai gurun selama 7 hari 7 malam. Kaum yang mendengarkan himbauan nabi Hud selamat dengan berpindah ke kota Hadramaut.

IBRAHIM
Ibrahim dikenal sebagai bapak para nabi. Ia dihormati oleh pemeluk 3 agama, yaitu Islam, Kristen, dan Yahudi. Ibrahim-lah yang membangun Ka’bah di kota Mekkah. Keyakinannya yang kuat terhadap Islam dimulai dari pencariannya akan Tuhan. Ia sangat tidak menerima orang-orang di sekitarnya yang menyembah berhala, sampai akhirnya ia dibakar hidup-hidup. Namun Allah SWT menurunkan mukjizatnya dengan menyelamatkannya dari kobaran api.

IDRIS
Idris diyakini sebagai nabi pertama yang menulis dengan pena. Masyarakat terdahulu mempercayai pula bahwa ia dibawa ke surga tanpa mengalami kematian. Peristiwa itu terjadi ketika beliau berusia 82 tahun.

ILYAS
Nabi Ilyas tinggal di lembah sungai Yordan dimana penduduknya menyembah berhala. Ilyas menyeru kepada mereka untuk meninggalkan berhala, namun mereka tidak mengindahkannya, bahkan menantang agar Tuhan yang disembah Ilyas menurunkan bencana. Akhirnya kekeringan melanda daerah tersebut. Setelah beberapa tahun, Nabi Ilyas dapat meyakinkan kaum tersebut untuk menyembah Allah.

ILYASA
Ilyasa merupakan kerabat dekat nabi Ilyas. Setelah Ilyas meninggal, beliau melanjutkan perjuangan Ilyas untuk menghalau penyembahan berhala yang kembali merebak di lembah sungai Yordan. Namun kaum tersebut tidak mau mendengarkan sehingga bencana kekeringan kembali melanda mereka.

ISA
Isa adalah putra dari Maryam yang dilahirkan tanpa memiliki suami. Hal ini menimbulkan kontroversi dan hujatan bertubi-tubi kepada Maryam. Secara ajaib, Isa yang saat itu masih bayi tiba-tiba berbicara menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi, bahwa penciptaan dirinya diawali dari kedatangan malaikat Jibril kepada ibunya. Isa juga memperlihatkan banyak mukjizat lainnya ketika ia dewasa, diantaranya membentuk seekor burung hidup dari tanah liat, menghidupkan orang mati, menyembuhkan kebutaan, dan mendatangkan makanan yang semula tidak ada. Penyelamatan Nabi Isa dari penyaliban juga merupakan salah satu bentuk mukjizat yang diberikan oleh Allah SWT.

ISHAQ
Ishaq banyak menemani bapaknya, Ibrahim dalam berdakwah menyebarkan Islam.

ISMAIL
Ismail dan keluarganya merupakan orang-orang yang terdahulu melaksanakan haji. Suatu saat Ismail haus dan ibunya bolak-balik dari bukit Safa-Marwah untuk mencari air, hingga akhirnya keluar sebuah mata air yang saat ini dikenal sebagai air zamzam. Dalam perjalanan menuju tempat penyembelihan, Ismail digoda oleh syaitan agar membatalkan niatnya. Namun Ismail tidak goyah dan melempar syaitan tersebut dengan batu, yang saat ini menjadi ritula ibadah haji, yaitu lempar jumrah. Seperti yang kita tahu, saat akan disembelih jasad Nabi Ismail digantikan oleh seekor kambing, yang akhirnya menjadi cikal bakal ibadah Idul Adha.

LUTH
Perjuangan nabi Luth adalah menyeru kaum Sodom untuk kembali ke jalan yang benar, yaitu meninggalkan homoseksual, kemudian menyembah Allah. Pada akhirnya Allah berfirman agar Luth segera meninggalkan pemukimannya dan kemudian Ia menurunkan azab yang pedih kepada kaum tersebut.

MUSA
Kisah pertarungan nabi Musa dengan Fir’aun merupakan salah satu kisah yang tersohor. Dikisahkan bahwa Fir’aun merasa terancam dengan keberadaan Musa yang menyebarkan ajaran untuk mengesakan Allah. Mereka bertarung dan Musa memenangkannya dengan bantuan tongkatnya. Kemudian ia dan kaumnya dikejar oleh pengikut Fir’aun, namun mereka berhasil lolos dengan bantuan tongkat Musa yang dapat membelah lautan. Nabi Musa mendapat mukjizat kitab Taurat, yang dikenal dengan “Perjanjian Lama” yang berisi ajaran pokok 10 Perintah Allah.

NUH
Nabi Nuh menyebarkan ajaran untuk menyembah Allah SWT. Namun masyarakat menolak dan menganggapnya gila. Nuh kemudian diberikan peringatan oleh Allah bahwa akan ada banjir besar yang melanda daerahnya, oleh karena itu Nuh diperintahkan untuk membuat sebuah kapal. Masyarakat sekitar tetap tidak mengindahkan peringatan yang disampaikan oleh Nuh, sehingga mereka akhirnya hanyut dalam banjir tersebut.

SHALIH
Mukjizat nabi Shalih yang paling dikenal adalah unta betina yang keluar dari batu setelah ia memukulkan telapak tangannya. Shalih meminta penduduk setempat untuk tidak menganggu unta tersebut dan susunya boleh diperah untuk memenuhi kebutuhan penduduk miskin. Namun kaum yang tidak menyukainya berusaha membunuh unta itu dan pada akhirnya mereka dijatuhi azab petir dan gempa.

SULAIMAN
Salah satu keahlian Sulaiman yang paling menonjol adalah kemampuannya berkomunikasi dengan binatang. Ia juga merupakan raja yang sangat bijaksana. Kekuasaannya bahkan mencakup bangsa jin.

SYUAIB
Nabi Syuaib menyebarkan ajaran Islam di daerah Madyan. Namun masyarakat Madyan menolak ajaran tersebut hingga akhirnya Allah menurunkan azab berupa petir dan kilat yang menghanguskan mereka.

YAHYA
Nabi Yahya mengajarkan bahwa kebenaran harus ditegakkan dengan resiko apapun. Pada riwayatnya dicontohkan saat ia bersikeras melarang pernikahan antara seorang paman dengan kemenakannya sendiri.

YA’KUB
Ya'kub adalah kakek moyang para rasul sebelum masa Muhammad. Sikap dan cara berpikirnya tentu berpengaruh pada para rasul keturunannya serta kaum Yahudi dan kemudian Nasrani penegak panji keesaan Allah sebelum era Muhammad.

YUNUS
Nabi Yunus berusaha menyebarkan ajaran Allah, namun ia tidak mendapat sambutan baik dari masyarakat. Dalam perjalanannya menjauhi daerah tersebut karena khawatir akan dibunuh, kapal yang ia tumpangi diguncang topan dan diputuskan bahwa Yunus akan dikorbankan untuk ditenggelamkan ke laut demi keselamatan penumpang lainnya. Namun mukjizat Allah tiba. Nabi Yunus dimakan oleh seekor ikan (kemungkinan paus) dan ditemukan masih hidup di perut ikan tersebut. Ia pun melanjutkan dakwahnya kembali.

YUSUF
Yusuf dikisahkan dalam riwayatnya sebagai seorang pria yang sangat tampan dan sangat piawai dalam memimpin negaranya. Sejak kecil ia mendapat mimpi yang tidak biasa dan ketika besar ia dapat mentakwilkan mimpi tersebut, sehingga ia sangat dihormati oleh masyarakat sekitarnya.

ZAKARIA
Nabi Zakaria dan istrinya, Isya, membaktikan diri untuk menjaga Baitul Maqdis -rumah ibadah peninggalan Sulaiman di Yerusalem. Zakaria dikaruniai keturunan oleh Allah SWT di saat usianya sudah cukup uzur, yaitu sekitar 100 tahun. Anak tersebut adalah nabi Yahya.

MUHAMMAD SAW
Nabi Muhammad SAW adalah rasul terakhir,sekaligus sebagai penutup rasul-rasul sebelumnya. Ia-lah yang menyempurnakan ajaran-ajaran Islam. Mukjizat yang diturunkan Allah kepadanya sangatlah banyak, salah satunya yang paling besar adalah Al-Quran, yang menjadi pedoman utama kehidupan manusia. Selain itu ada pula peristiwa Isra Mi’raj yang membawanya bertemu dengan Allah SWT.

Definisi atau Pengertian Agama Islam

<p>Your browser does not support iframes.</p>

Definisi atau Pengertian Agama Islam

Agama Islam adalah agama yang sesuai dengan fitrah manusia, baik dalam hal ‘aqidah, syari’at, ibadah, muamalah dan lainnya. Allah Allah Azza wa Jalla menyuruh manusia untuk menghadap dan masuk ke agama fitrah. Allah Allah Azza wa Jalla berfirman. ““Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Islam); (sesuai) fitrah Allah yang Dia telah menciptakan manusia menurut (fitrah) itu. Tidak ada perubahan pada ciptaan Allah. (Itulah) agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui”. Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Tidaklah seorang bayi dilahirkan kecuali dalam keadaan fitrah, maka kedua orang tuanyalah yang men-jadikannya Yahudi, Nasrani, atau Majusi”. Tidak mungkin, Allah Allah Azza wa Jalla yang telah menciptakan manusia, kemudian Allah Allah Azza wa Jalla memberikan beban kepada hamba-hamba-Nya apa yang mereka tidak sanggup lakukan.
Islam (bahasa Arab, al-isl?m) “berserah diri kepada Tuhan”) adalah agama yang mengimani satu Tuhan, yaitu Allah. Agama ini termasuk agama samawi (agama-agama yang dipercaya oleh para pengikutnya diturunkan dari langit) dan termasuk dalam golongan agama Ibrahim. Dengan lebih dari satu seperempat milyar orang pengikut di seluruh dunia [1][2], menjadikan Islam sebagai agama terbesar kedua di dunia. Pengikut ajaran Islam dikenal dengan sebutan Muslim, adapun lebih lengkapnya adalah Muslimin bagi laki-laki dan Muslimat bagi perempuan. Islam mengajarkan bahwa Allah menurunkan firman-Nya kepada manusia melalui para nabi dan rasul utusan-Nya, dan meyakini dengan sungguh-sungguh bahwa Nabi Muhammad SAW. adalah nabi dan rasul terakhir yang diutus ke dunia oleh Allah.
Umat Muslim percaya bahwa All?h menurunkan firman-Nya kepada manusia melalui para nabi dan rasul utusan-Nya, seperti Nabi Adam as., Nuh as., Ibrahim as., Musa as., Isa as., dan nabi lainnya (untuk lebih lanjutnya, silakan baca artikel mengenai Para nabi dan rasul dalam Islam) yang diakhiri oleh Nabi Muhammad SAW. sebagai nabi dan rasul utusan Allah terakhir sepanjang masa (khataman-nabiyyin). Umat Islam juga meyakini Al-Qur’an sebagai kitab suci dan pedoman hidup mereka yang disampaikan oleh Allah kepada Nabi Muhammad SAW. melalui perantara Malaikat Jibril yang sempurna dan tidak ada keraguan di dalamnya (QS Al-Baqarah:2). Allah juga telah berjanji akan menjaga keotentikan Al-Quran hingga akhir zaman dalam suatu ayat.
Umat Islam juga percaya bahwa Islam adalah agama yang dianut oleh seluruh nabi dan rasul utusan Allah sejak masa Nabi Adam as., dengan demikian tentu saja Nabi Ibrahim as. juga menganut Islam (QS Al-Baqarah:130-132) 2:130. Pandangan ini meletakkan Islam bersama agama Yahudi dan Kristen dalam rumpun agama yang mempercayai Nabi Ibrahim as. Di dalam Al-Qur’an, penganut Yahudi dan Kristen sering disebut sebagai Ahli Kitab atau Ahlul Kitab.
Apabila orang sudah memasuki agama islam maka mereka wajib mematuhi Rukun Islam yaitu:
1. Mengucap dua kalimah syahadat dan meyakini bahwa tidak ada yang berhak ditaati dan disembah dengan benar kecuali Allah saja dan meyakini bahwa Nabi Muhammad SAW adalah hamba dan rasul Allah.
2. Mendirikan shalat lima kali sehari.
3. Membayar zakat.
4. Berpuasa pada bulan Ramadhan.
5. Menunaikan ibadah haji bagi mereka yang mampu.
Serta orang islam harus mempercayai rukun iman yang terdiri dari enam perkara yaitu:
1. Iman kepada Allah
2. Iman kepada malaikat Allah
3. Iman kepada kitab-kitab Allah (Al Qur’an, Injil, Taurat, Zabur, lembaran Ibrahim)
4. Iman kepada nabi dan rasul Allah
5. Iman kepada hari kiamat
6. Iman kepada qada dan qadar
Di dalam islam pendidikan terhadap sebuah ilmu sangatlah di wajibkan seperti yang di terangkan dalam sebuah hadits yang artinya :”Tuntutlah ilmu walau sampai ke negeri China”

Senin, 16 Mei 2011

2. AN NAAS (MANUSIA)

2. AN NAAS (MANUSIA)
[ Daftar Surat ]



 
qul a'uudzu birabbi alnnaasi

[114:1] Katakanlah: "Aku berlidung kepada Tuhan (yang memelihara dan menguasai) manusia.
 
 
maliki alnnaasi

[114:2] Raja manusia.
 
 
ilaahi alnnaasi

[114:3] Sembahan manusia.
 
 
min syarri alwaswaasi alkhannaasi

[114:4] Dari kejahatan (bisikan) syaitan yang biasa bersembunyi,
 
 
alladzii yuwaswisu fii shuduuri alnnaasi

[114:5] yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia,
 
 
mina aljinnati waalnnaasi

[114:6] dari jin dan manusia.
 
 
   
Halaman :  
1
Total: 6 ayat